| |
Dalam pertemuan dengan salah seorang pemasok alat-alat media untuk Klinik Bayi Tabung, PT Dipa Pharmalab Intersains dengan pihak RSUH yang juga dihadiri Rektor Unhas Prof.Dr.dr.Idrus A Paturusi terungkap, Unhas masih memerlukan dana sekitar Rp 2,5 miliar guna melengkapi peralatan pendukung guna menghadirkan Klinik Bayi Tabung tersebut. Fasilitas ruangan sudah tersedia dan beberapa alat yang sudah ada masih dapat dimanfaatkan untuk pembukaan klinik tersebut. Laksmi Ciptaning, Business Unit Manager PT Dipa Pharmalab Intersains dalam presentasinya menjelaskan Klinik Bayi Tabung ini dalam operasionalnya harus memiliki syarat tertentu. Misalnya, pasangan yang hendak memanfaatkan klinik tersebut harus memperlihatkan surat nikah dan dalam kondisi sehat. Bagi suatu lembaga untuk berjalannya suatu klinik diperlukan sumberdaya manusia yang selalu ‘memperbaharui’ pengetahuannya dengan banyak mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan di dalam dan di luar negeri. ‘’Pendidikan di luar negeri sangat perlu bagi seorang tenaga klinik ini untuk memperoleh pengakuan internasional,’’ kata Laksmi Ciptaning dalam presentasi yang juga dihadiri Wakil Rektor II Unhas Dr.dr.Andi Wardihan Sinrang, M.S. dan staf RSUH. Persyaratan lain adalah ruangan dan alat dan standar prosedut operasi (SOP). ‘’Kita juga harus menyediakan ruang khusus untuk suami untuk ‘mengalihkan’ bibitnya,’’ kata Laksmi Ciptaning. Ia menjelaskan, sperma dapat disimpan disuatu ‘frezer’ yang dikontrol dengan suhu minus 196 derajat Celsius dengan daya tahan sampai 17 tahun, sehingga ketika pasangan tersebut membutuhkan anak lagi dapat ‘memesannya’. Jika fasilitas di RSUH ini siap, maka akan menjadi Klinik Bayi Tabung ke-16 di Indonesia dan merupakan yang pertama di Indonesia Bagian Timur. Unhas menyediakan sedikitnya 20 item peralatan guna menghadirkan klinik tersebut. Rektor Unhas Idrus A Paturusi mengharapkan, klinik ini dapat diresmikan bersamaan dengan Dies Natalis Unhas tahun ini dan akan menjadi klinik terbaik di Indonesia. Jika fasilitas bayi tabung di Unhas tersedia, pasien yang memerlukannya tidak perlu lagi terbang ke luar negeri. Beberapa waktu lalu, Rektor Unhas menjelaskan, guna melaksanakan klinik ini akan bekerja sama dengan salah satu perguruan tinggi negeri di Iran yang sudah lebih maju menggunakan teknologi ini. ‘’Mereka bahkan dapat membuat hasil yang lebih cantik dengan perlakuan teknologi dan medis,’’kata Idrus. |
0 Tinggalkan Komentar Anda:
Posting Komentar